Bagaimana Medis Bisa Membantu Melawan Virus Corona

Bagaimana Medis Bisa Membantu Melawan Virus Corona

masasih.web.id Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa artikel yang berkaitan tentang pembahasan mengenai Bagaimana Medis Bisa Membantu Melawan Virus Corona. Berikut ini akan kami berikan beberapa ulasan dan pembahasan yang berkaitan mengenai Bagaimana Medis Bisa Membantu Melawan Virus Corona

Sikap paranoid terhadap virus corona telah tertanam cukup dalam di pikiran sebagian orang di dunia terutama China. Setiap tindakan apapun yang bisa memicu penyebaran virus 2019-nCoV akan memancing kemarahan serta kecemasan.

Untuk melindungi diri dari paparan virus corona, masyarakat akan melakukan apapun. Beberapa diantaranya bahkan bertindak berlebihan seperti menyeka diri mereka dengan alkohol untuk mensterilkan diri dari virus.Namun aksi yang dilakukan seorang pria dari China untuk melindungi dirinya dari tertular virus corona boleh dibilang sudah kebablasan.Menurut Sin Chew Daily, seorang pria berusia 37 tahun menderita luka bakar tingkat tiga di wajah, leher, dan tangannya. Dia terbakar saat bekerja di sebuah pabrik benang di Hangzhou.Aktivitas pabrik sebetulnya sudah berhenti menyusul terjadinya wabah virus corona. Tapi pria bernama Xiao Zhang itu tetap masuk karena dia harus merawat mesin pabrik.

Pada tanggal 8 Februari 2020, Zhang masuk kerja. Seperti sebelumnya, dia menyeka kepala, wajah, leher, kaki dan tangannya dengan alkohol sebelum berangkat ke pabrik untuk menghindari tertular virus corona.Namun, saat bekerja di dekat kompor pemanas, api menyambar bajunya sehingga dengan cepat membakar tubuh Zhang yang berlumuran alkohol. Rupanya dia tidak sadar bahwa alkohol termasuk cairan yang mudah terbakar.Zhang segera dilarikan ke rumah sakit. Dokter menyatakan 15 persen tubuh Zhang mengalami luka bakar tingkat dua hingga tiga.Bagian tubuh yang terbakar paling parah adalah lehernya. Tidak itu saja, saluran pernapasan Zhang juga ikut terbakar.

Dokter segera melakukan trakeotomi dan intubasi pada Zhang, di mana sayatan dibuat di leher untuk membuka jalan napas langsung ke bagian trakea.” Jika tidak membuat sayatan, pasien akan muntah-muntah dalam waktu 24 jam, dan mungkin berisiko lainnya,” kata dokter.Sekarang, Zhang akan mengalami kesulitan menggunakan tangannya karena luka bakar yang sangat serius.

Dia mungkin juga memerlukan rehabilitasi setelah operasi dan menjalani cangkok kulit untuk memulihkan kondisinya.Dokter menyarankan alkohol dalam jumlah kecil sudah cukup untuk mensterilkan diri dari virus. Jika memerlukan dalam jumlah besar, disarankan untuk menghindari nyala api terbuka atau sakelar daya sampai alkohol benar-benar telah menguap.Pemerintah China memang telah mengirim ribuan dokter ke Wuhan, Provinsi Hubei, untuk menangani penduduk yang terinfeksi virus Corona. Negeri Tirai Bambu itu bahkan telah membangun dua rumah sakit darurat khusus untuk warga yang terinveksi virus Corona.

Namun rupanya upaya tersebut tidak cukup. Jumlah tenaga medis tak mampu menangani seluruh pasien, karena jumlahnya mencapai puluhan ribu orang. Sehingga, akses masyarakan untuk mendapatkan bantuan medis tetap terbatas.Sejumlah warga Wuhan bahkan sampai putus asa karena belum juga mendapat perhatian petugas medis. Karena merasa frustasi, mereka beralih ke media sosial untuk meminta pertolongan.Mereka berharap status yang mereka tulis di media sosial China, Weibo, bisa menarik perhatian petugas medis atau pihak terkait.Dilansir oleh Asia One, topik tentang ‘pasien pneumonia meminta bantuan’ meningkat tajam di Weibo, dengan lebih dari 1.608 unggahan, 1,38 miliar tampilan dan 487.000 pengikut.Seperti yang dilakukan seorang wanita 30 tahun pada Senin kemarin, saat dia menandai topik itu di postingannya.

Dia meminta bantuan petugas medis untuk ayahnya yang telah mencoba bunuh diri setelah tertular penyakit virus Corona.Wanita yang mengaku hanya sebagai Zhang mengatakan, ayahnya menderita demam pada 26 Januari dan diberi tahu bahwa ia menderita infeksi paru-paru pada 1 Februari.Zhang mengaku telah mencoba segalanya untuk menemukan rumah sakit untuk ayahnya. Dia juga sudah menghubungi komunitas lokal, biro kesehatan, rumah sakit, dan bahkan walikota. Namun semuanya sia-sia.Akibat belum juga mendapat perawatan medis yang semestinya, ayah Zhang mencoba bunuh diri pada 5 Februari lalu.” Ayah sudah tidak tahan, jadi dia memotong pergelangan tangannya malam itu. Tetapi berhasil diselamatkan oleh ibu saya,” katanya.

Baca Juga : Korban Corona Di Besi Sampai Ludahi Gagang Pintu

Zhang menambahkan bahwa ayahnya memiliki beberapa masalah kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan penyakit Parkinson.Setelah mendapat tekanan masyarakat, ayah Zhang diuji dua hari kemudian di rumah sakit. Hasilnya positif terjangkit virus Corona.Namun sayang rumah sakit yang mengujinya tidak bisa menerimanya karena tak punya cukup tempat tidur.” Saya sudah menelepon setiap nomor yang bisa saya temukan tetapi mereka tidak bisa menyelesaikan masalah,” katanya. ” Akhirnya, saya tidak punya pilihan selain memasang posting di Weibo.”Zhang awalnya ragu-ragu untuk melakukannya karena situasi ayahnya tidak parah dan dia tidak ingin menarik terlalu banyak perhatian.

Tetapi sekarang segalanya telah berubah. Ayah Zhang adalah satu dari sekitar 17.000 orang yang dikonfirmasi terjangkit virus corona sejak wabah dimulai pada bulan Desember 2019.Hasil pemindaian sinar X terhadap paru-paru seorang perempuan 33 tahun pengidap virus Corona Wuhan, mengejutkan banyak pihak. Dari hasil rontgen terlihat sisi paru-paru wanita yang terpapar 2019-NCoV itu menjadi buram.Dilaporkan Siakapkeli, perempuan tersebut dirawat di sebuah rumah sakit di Lanzhou, China. Suhu tubuhnya mencapai 38,8 derajat Celcius dengan kondisi napas terdengar kasar setelah lima hari didera batuk.Di pasien selam aini bekerja di Wuhan, Provinsi Hubei. Kota tersebut diduga menjadi penyebab asal virus 2019-nCoV.Perempuan yang tak disebut namanya itu, didiagnosis terpapar virus Corona Wuhan setelah kandungan sel darah putihnya yang rendah.

Pemindaian menunjukkan bercak putih di sudut bawah paru-parunya. Ahli radiologi menyebutnya sebagai ” kegelapan kaca tanah” dari ruang udara di paru-paru.Bintik-bintik putih tampak lebih jelas pada rontgen kedua. Rontgen berlabel B diambil tiga hari setelah rontgen pertama.Wabah virus corona telah menjadi momok seluruh negara selama sebulan terakhir. Di saat banyak orang menjauh dari paparan virus 2019-nCoV, para tim medis seperti perawat dan dokter harus berkutat dengan penyakit yang telah membunuh 1000 orang tersebut.Satu per satu cerita pilu perjuangan para tim dokter ini mulai banyak bermunculan di laman media sosial. Salah satunya adalah kondisi tubuh yang mengalami efek mengerikan akibat sering terapapr obat-oabatn

Baru-baru ini, foto-foto wajah para petugas medis yang bekerja di garis depan dalam merawat pasien yang terjangkit virus corona menjadi viral di dunia maya.Surat kabar China People’s Daily mengunggah gambar di Twitter yang memperlihatkan kondisi para petugas medis yang bekerja ekstra keras di tengah wabah virus corona.Tanpa kenal lelah, mereka bekerja berjam-jam di rumah sakit dan klinik untuk merawat para pasien virus corona yang makin lama bertambah jumlahnya.Wajah mereka yang penuh bekas luka dan tanda memakai masker mengungkapkan betapa banyak dan lamanya pekerjaan mereka.

Wajah-wajah lelah para petugas medis dipenuhi dengan bekas luka dan tanda akibat memakai masker, respirator dan perlindungan pribadi lainnya yang tak pernah dilepas selama mereka bekerja.Meski terasa tidak nyaman, mereka tidak boleh melepas pelindung wajah seperti masker dan respirator yang terpasang dengan ketatnya. Itu dilakukan karena mereka bersentuhan langsung dengan para pasien virus corona.Penderitaan para petugas medis tidak sampai di situ saja. Seorang perawat di rumah sakit di Hubei – provinsi yang menjadi pusat penyebaran virus – mengatakan kepada BBC bahwa petugas medis tidak diizinkan untuk makan makanan yang layak.Selama jam kerja yang mencapai 10 jam, mereka juga tidak boleh menggunakan kamar kecil, atau bahkan beristirahat sejenak.

” Makanya, saat jam kerja selesai dan kami melepas pakaian pelindung, baju kami basah kuyup oleh keringat. Sementara dahi, hidung, leher dan pipi kami dipenuhi luka dan tanda bekas masker yang terpasang ketat,” kata perawat tersebut.China terus berupaya menangani penyebaran wabah virus corona Wuhan yang bermutasi menjadi 2019-nCoV. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membuat pusat observasi agar pengidap endemi ini tak menyebar.China membangun rumah sakit baru dan mengubah fasilitas umum untuk menjadi pusat perawatan untuk pasien dalam jumlah besar.Dilaporkan World of Buzz, salah satu fasilitas umum yang dijadikan pusat observasi yaitu Wuhan International Convention and Exhibition Centre. Tempat pameran ini disebut mampu menampung 1.600 tempat tidur untuk para pasien.

Fasilitas ini digunakan untuk mengobati mereka yang memiliki gejala ringan.Otoritas China rencananya akan mengubah lokasi semacam ini sebagai `rumah sakit darurat`.Meski begitu, pasien yang telah dipindahkan dari rumah sakit ke `rumah sakit darurat` ini berada dalam kondisi menyedihkan. Tidak ada dokter atau perawat yang ditugaskan ke rumah sakit dadakan untuk memberikan obat-obatan selain kekurangan peralatan oksigen.Sarapan disajikan dalam porsi yang sangat kecil sementara 1.000 orang harus berbagi satu toilet yang belum dibersihkan. Selain itu, pasien dapat didengar batuk satu demi satu, sehingga lebih sulit bagi mereka akan sulit pulih dari penyakit mereka.