masasih.web.id Pada artikel kali ini kami akan memberikan artikel mengenai Perusahaan Cuti Unik.Berikut ini kami akan memberikan pembahasan yang berkaitan dengan artikel yang membahas mengenai Cuti Unik Perusahaan
Setiap perusahaan tentu punya kebijakan yang berbeda-beda. Termasuk pula soal cuti karyawan.Demikian halnya dengan The Audit Lab. Agen pemasaran digital berbasis di Inggris ini punya kebijakan unik cuti.Dikutip dari Oddity Central, Rabu 18 Desember 2019, perusahaan ini membolehkan karyawan mengambil cuti jika sedang mabuk berat. Dengan begitu, karyawan bisa istirahat untuk mengatasi mual, sakit kepala, dan suasana hati yang buruk.Singkatnya, kesempatan cuti ini memungkinkan mereka bekerja dari rumah. Selama tidak menyalahgunakan kebijakan dengan sering mengambil cuti, karyawan bisa menjadwalkan hari libur di muka.
” Pada dasarnya, ini adalah hari kerja dari rumah,” kata pendiri Audit Lab, Claire Crompton, kepada BBC.Crompton mengatakan aturan ini dibuat untuk menarik perhatian generasi kekinian. Menurut dia, cara ini disambut baik oleh karyawannya.“ Jika orang menggunakannya dua tiga kali seminggu dan melewatkan pertemuan klien yang penting, kita harus berpikir,” kata Crompton.
Cara Ini Lebih Jujur
Karyawan Audit Lab, Ellie, mengatakan cara ini bisa mempromosikan kejujuran di tempat kerja. Daripada mencari alasan lalu berbohong, karyawan cukup memberitahukan atasan, mereka minum terlalu banyak.
“ Saya akan lebih malu mencoba berpura-pura sakit,” kata Ellie.
Dia merasa sangat buruk jika harus menelepon kantor dan berpura-pura sakit. Dengan cuti mabuk, Ellie tak perlu mengambil beribu alasan.
“ Karena aku tahu hanya jujur kepadanya. Aku tidak malu sama sekali,” kata dia.
Inilah Model Libur Cuti Dambaan Setiap Pegawai, Beri Tahu Bos!
Bagi karyawan, cuti acapkali digunakan untuk menyegarkan pikiran, jasmani, dan mental. Tapi, apakah perusahaan tempatmu bekerja mendorongmu untuk cuti?Apakah perusahan tempatmu bekerja tak pernah mengganggumu ketika sedang mengambil jatah cuti?Dikutip dari World of Buzz, Selasa 14 Mei 2019, kajian Expedia Vacation Deprivation pada 2018 mengungkapkan sebagian besar warga Malaysia tidak berlibur. Ada 64 persen orang-orang ini membatalkan rencana liburan mereka. Dan semua itu dikarenakan pekerjaan.Kepala Departemen Psikologi di HELP University Malaysia, Elaine Fernandez, mengatakan hal ini disebabkan oleh budaya perusahaan yang “ membingkai” karyawan ideal sebagai seseorang yang hidup dan bernapas dengan hasil organisasi. Tentu saja standarnya adalah staf yang bekerja keras.“ Budaya inilah yang memalukan orang untuk tetap melewati jam kerja reguler, menanggapi e-mail pada akhir pekan, atau membatalkan rencana berlibur dan melanjutkan bekerja,” kata Fernandez.
Dia mengatakan atasan acapkali berharap stafnya punya mode seperti itu dan bersedia bekerja di luar jam kerja reguler. Kalau bisa, bekerja saat hari libur. Tak jarang pimpinan mengharapkan tanggapan langsung kepada karyawan di luar jam kerja, bahkan saat mereka cuti.Akibatnya, karyawan merasa cuti bukanlah milik mereka. “ Untuk menjadi karyawan yang baik, saya harus mematuhi permintaan bos. Bahkan kalau masuk ke dalam waktu pribadi saya,” kata Fernandez.
Baca Juga : Fakta Unik Dan Menyeramkan Yakuza
Jadi, apa saja budaya perusahaan yang bak? Apa yang haruas dilakukan oleh perusahaan dan karyawan? Berikut ini adalah empat hal yang dikabarkan oleh The Star.
1. Mendorong Karyawan Untuk Ambil Cuti Ketika Butuh
Selain mendorong untuk beristirahat, perusahaan juga harus menghormati batasan itu. Mengistirahatkan mereka dari pekerjaan ketika liburan ternyata membuat karyawan lebih produktif.Lagipula, negara-negara maju seperti Australia telah menerapkan aturan ini dan menghormati batas-batas yang tegas antara pekerjaan dan cuti.
2. Meninggalkan Pekerjaan Tepat Waktu dan Dorong Bawahan Lakukan Hal Sama
Bagaimanapun juga atasan perlu memberikan contoh yang baik, kan? Fernandez mengatakan bos perlu memberikan contoh yang lebih baik terlebih dahulu. Pimpinan bisa mencontohkan pulang kerja on time.“ Pada akhirnya, memperlihatkan kehidupan di luar pekerjaan menjadi langkah pertama menciptakan budaya kerja yang positif yang bisa meningkatkan kesehatan mental karyawan dalam jangka panjang,” kata dia.Ya, bekerja berlebihan bisa menyebabkan stres atau kelelahan. Ini akan menyebabkan produktivitas menjadi lebih rendah.
3. Paham Bahwa Cuti Juga Baik untuk Bisnis
Presiden Asosiasi Kesehatan Mental Malaysia, Andrew Mohanraj, mengharapkan perusahaan bisa sadar dan memasukkannya ke dalam budaya perusahaan. Liburan bisa mempromosikan kesehatan mental.Perusahaan yang mendorong karyawannya untuk cuti, bisa memperkecil angka stres terhadap karyawan. Hasilnya, perasaan turnover akan lebih rendah dan produktivitas pegawai bisa lebih tinggi.…