Seribu Patung yang Bisa Hidup di Desa Fureai Sekibutsu no Sato

Seribu Patung yang Bisa Hidup di Desa Fureai Sekibutsu no Sato

Pernahkah terbayang tentang sebuah desa yang penuh dengan patung? Dijuluki sebagai desa seribu patung karena di sana banyak sekali bertebaran Patung Buddha. Mungkin ini tidak terlalu mengherankan, karena di Bali saja banyak sekali pura, sampai dijuluki pulau seribu pura. Masalahnya, desa ini adalah sebuah desa tak berpenghuni. Desa yang gagal dibangun karena perintisnya kabur terbirit-birit karena suasana di sana sangat kelam dan seram.

Desa ini sebenarnya adalah sebuah wilayah milik perseorangan, yang memang rencana dibangun sebagai desa, namun gagal. Desa ini terkenal dengan nama “Fureai Sekibutsu No Sato”, yang jika dalam bahasa Indonesia, artinya adalah desa di mana anda dapat bertemu patung-patung Buddha. Aneh memang namanya, namun begitulah masyarakat Jepang menyebutnya.

Pendiri desa ini, Mutsuo Furukawa mengatakan, dia sengaja membuat patung-patung kerabat terdekatnya supaya Budha bisa menjaga mereka. Furukawa juga berharap desa ini menjadi salah satu tempat wisata populer dimana pengunjung bisa datang untuk bersantai.

Dia menghabiskan uang banyak sekali kurang lebi 6 milyar yen atau ratusan milyar rupiah dengan kurs sekarang. Uang itu ia gunakan untuk pengadaan patung-patung mulai tahun 1989. Mayoritas patung dibuat oleh seniman pematung China.

Setelah semua patung ditempatkan di posisinya. Dan Matsuo tinggal di sana beberapa lama. Justru ia mengurungkan niatnya membuka desanya itu untuk umum. Ia justru kabur dari desanya dan tidak pernah kembali lagi karena ia mendapatkan teror angker dan mistis. Seakan-akan banyak sekali hantu di sana, menghuni setiap patung Buddha dan patung batu yang berserakan.

Matsua tidak mampu menahan gejolak rasa takut. Ia benar-benar merasa hancur, investasinya selama ini tampaknya tidak mendapatkan restu dari bangsa jin. Ia mendapatkan teror terus-terusan, hingga akhirnya desa itu menjadi mati, ditinggalkan bagaikan sampah tak berguna.

Seorang fotografer Jepang, Ken Ohki alias Yukison secara tak sengaja tersesat ke sebuah hutan terlarang di Prefektur Toyama. Dalam akun twitter terbarnya @YUKISON, dia mempublikasikan penemuannya itu ke publik.

“Aku menemukan tempat yang luar biasa di Prefektur Toyama. Aku merasa sepertinya aku tersesat ke beberapa titik terlarang di sana. Menakjubkan,” tulisnya.

Yukison mengatakan, dia secepatnya keluar dari desa patung itu sebelum matahari terbenam. Dirinya sendiri ketakutan jika patung-patung itu hidup di malam hari. Dia juga takut desa itu adalah desa penuh kutukan dan roh jahat.

8 Replies to “Seribu Patung yang Bisa Hidup di Desa Fureai Sekibutsu no Sato”

  1. Monitor phone from anywhere and see what’s happening on target phone. You will be able to monitor and store call logs, messages, social activities , images , videos, whatsapp and more. Real-time monitoring of phones, No technical knowledge is required, no root is required.

Leave a Reply

Your email address will not be published.