Makanan Hits yang Sebenarnya Sudah Ada Sejak Dulu

masasih – Di era digital seperti sekarang, sangat mudah bagi sesuatu untuk menjadi tren. Terutama dalam dunia kuliner, makanan bisa mendadak viral hanya karena tampilannya estetik atau tampil di video yang menarik. Tetapi menariknya, banyak dari makanan yang dianggap kekinian itu sejatinya bukanlah kreasi baru. Mereka hanyalah versi terbaru dari sajian lama yang sudah lebih dahulu hadir di tengah masyarakat.

Fakta ini menunjukkan bahwa dunia kuliner bersifat siklus. Apa yang pernah populer di masa lalu, bisa saja muncul kembali dengan sedikit sentuhan berbeda. Kali ini, kita akan membahas berbagai jenis makanan yang kini dianggap hits, padahal sebenarnya sudah eksis sejak zaman dulu. Mulai dari makanan lokal hingga internasional, semuanya memiliki cerita unik yang menarik untuk ditelusuri.

1. Es Kopi Susu: Gaya Baru dari Minuman Lawas

Saat ini es kopi susu dengan tambahan gula aren menjadi salah satu minuman paling laris di berbagai kedai kopi. Rasanya manis, creamy, dan punya aroma kopi yang memikat. Tapi tahukah kamu, racikan semacam ini bukanlah hal baru? Di banyak warung kopi tradisional Indonesia, kopi tubruk yang dicampur dengan susu kental manis sudah menjadi kebiasaan turun-temurun.

Di masa lalu, masyarakat biasa menyeduh kopi panas kemudian mendinginkannya, dan menambahkan susu serta es batu sebagai minuman penyegar. Es kopi susu dengan nama modern hanyalah pembaruan tampilan dan strategi pemasaran. Perbedaannya terletak pada jenis kopi yang digunakan (biasanya arabika), dan tambahan gula aren yang memberi kesan lebih “authentic” dan lokal.

2. Croffle: Perpaduan Dulu yang Baru Dikenal Sekarang

Croffle, perpaduan antara croissant dan waffle, tampak seperti inovasi luar biasa yang muncul belakangan ini. Namun kenyataannya, teknik memadukan dua metode memanggang ini sudah lama dicoba di beberapa dapur rumahan di Eropa sejak tahun 90-an.

Dulu, banyak ibu rumah tangga menggunakan waffle iron untuk memanggang berbagai adonan, termasuk adonan croissant, demi menghemat waktu. Kini, croffle menjadi sajian yang banyak ditemukan di coffee shop modern dengan topping modern seperti matcha glaze, cream cheese, dan Nutella.

3. Martabak Manis: Dulu Disebut Terang Bulan

Generasi muda mengenal martabak manis sebagai jajanan malam yang berisi topping kekinian seperti Ovomaltine, KitKat, hingga keju premium. Padahal, makanan ini telah ada sejak puluhan tahun lalu, dikenal dengan sebutan “terang bulan”.

Waktu itu, martabak hanya memiliki beberapa pilihan isian, seperti kacang, gula, dan mentega. Adonan dasarnya pun tidak jauh berbeda. Sekarang, martabak tampil lebih bervariasi dan dijual dalam kemasan menarik. Tapi rasa dan konsep dasarnya tetap sama. Ini membuktikan bahwa makanan tradisional bisa bersaing asalkan tampil dengan sentuhan modern.

4. Donat Kentang: Dari Jajanan Rumahan Jadi Kudapan Viral

Donat kentang adalah makanan ringan yang dulu sering dijajakan di kantin sekolah atau dibuat oleh ibu-ibu sebagai camilan sore. Kini, donat ini mendapat sentuhan baru dengan tambahan aneka topping menarik.

Tren saat ini menunjukkan donat kentang dengan glaze matcha, cokelat leleh, taburan bubuk kopi, hingga isian krim susu. Meski toppingnya berubah, bahan dasarnya tetap menggunakan kentang tumbuk yang memberikan tekstur empuk. Kepopuleran kembali donat kentang membuktikan bahwa nostalgia memiliki kekuatan besar dalam dunia kuliner.

5. Jamu: Dari Minuman Tradisional ke Minuman Kesehatan Urban

Minuman herbal Indonesia seperti kunyit asam dan beras kencur dulunya dianggap sebagai “minuman orang tua”. Tapi kini, jamu telah diangkat derajatnya menjadi bagian dari gaya hidup sehat.

Dikemas dalam botol kaca modern, diberi label minimalis, dan dipasarkan di platform online, jamu tampil sebagai wellness drink yang digandrungi milenial. Bahkan beberapa merek menambahkan nama asing agar terdengar lebih “high class”, meskipun isiannya tetap ramuan kuno seperti temulawak atau jahe.

6. Roti Panggang: Dulu Sarapan Murah, Kini Sajian Estetik

Roti panggang yang kini ditampilkan sebagai menu brunch kekinian dengan topping avokad, telur rebus setengah matang, dan bumbu ala barat, sejatinya adalah transformasi dari sarapan roti bakar jadul.

Di Indonesia, roti bakar telah lama menjadi makanan pagi sederhana. Di warung-warung kopi tradisional, roti disajikan dengan selai nanas atau meses. Roti kekinian hanya berbeda dari sisi presentasi dan bahan premium, tapi ide dasarnya tidak pernah berubah: roti yang dipanggang dan diberi topping.

7. Boba: Fenomena Global yang Lahir dari Tradisi Teh Susu Taiwan

Boba drink atau bubble tea mungkin terkesan modern, padahal minuman ini sudah muncul di Taiwan sejak awal 1980-an. Awalnya hanya berupa teh susu dengan bola tapioka sebagai tambahan tekstur.

Tren boba kemudian menyebar ke seluruh dunia dan berubah jadi minuman populer dengan aneka rasa seperti brown sugar, taro, matcha, dan banyak lagi. Inovasi dalam bentuk cup lucu, sedotan besar, dan topping unik membuat boba disukai generasi baru, meski esensinya tidak berubah jauh dari 40 tahun lalu.

8. Pisang Goreng: Dari Camilan Sore ke Menu Instagramable

Pisang goreng, makanan khas sore hari di banyak rumah Indonesia, kini hadir dalam bentuk yang lebih glamor. Di tangan pebisnis kuliner modern, pisang goreng dibalut kulit pastry, ditambah saus karamel, topping keju, atau es krim vanilla.

Beberapa menyebutnya “banana nugget” atau “banana crispy” untuk kesan lebih kekinian. Meski terlihat berbeda, pisang goreng tetaplah pisang yang digoreng dan dijadikan camilan hangat. Nostalgia masa kecil disulap menjadi makanan berharga tinggi di era konten digital.

9. Tahu Krispi: Dulu Cemilan Warung, Sekarang Laris di Kafe

Tahu goreng yang renyah di luar dan lembut di dalam adalah camilan favorit yang sangat umum di banyak wilayah Indonesia. Kini, tahu goreng diberi nama baru seperti “tahu crispy”, “tofu bites”, atau “tofu nugget”, dan dijual sebagai menu side dish di banyak kafe.

Dengan sedikit tambahan sambal keju, saus pedas manis, atau bubuk perasa, tahu goreng seolah menjadi penemuan baru yang disukai generasi muda. Ini membuktikan bahwa produk lokal bisa bertahan jika dikemas sesuai zaman.

10. Keripik Pedas: Dari Keripik Biasa ke Jajanan Level-Levelan

Keripik singkong atau keripik kaca telah lama menjadi camilan rumahan. Di masa lalu, keripik disajikan tanpa banyak variasi. Namun saat tren makanan ekstrem muncul, camilan ini mendapat sentuhan level pedas yang bikin penasaran.

Kini, banyak produk keripik hadir dengan embel-embel “Level 5”, “Level Setan”, hingga “Paling Sadis”. Meskipun hanya menambah bubuk cabai atau bumbu ekstra, kesan modern dan ekstrem membuatnya cepat viral. Padahal, bahan dan cara membuatnya sudah dikenal sejak zaman dulu.

Mengapa Makanan Lawas Kembali Populer?

Kebangkitan makanan lama yang dikemas ulang menjadi tren baru bukanlah kebetulan. Ada beberapa alasan kuat mengapa makanan lawas terus bermunculan kembali dalam versi modern:

  1. Nostalgia dan Kenangan
    Banyak orang ingin kembali merasakan kenikmatan masa kecil. Ketika makanan tradisional hadir dalam bentuk baru, perasaan nostalgia bercampur dengan rasa penasaran.

  2. Media Sosial dan Visualisasi
    Penampilan sangat berperan dalam era media sosial. Makanan yang dahulu tampil polos, kini dipoles menjadi menarik dan fotogenik.

  3. Kesadaran Terhadap Tradisi Lokal
    Anak muda mulai sadar pentingnya melestarikan makanan tradisional. Caranya adalah dengan memodifikasi bentuk dan rasa agar lebih diterima di kalangan sekarang.

  4. Inovasi Rasa dan Bahan
    Dengan memadukan rasa baru dan teknik masak modern, makanan lama menjadi relevan kembali. Misalnya, martabak keju dengan tambahan biskuit atau donat kentang dengan cream matcha.

  5. Harga Terjangkau dan Bahan Familiar
    Makanan tradisional biasanya menggunakan bahan sederhana, sehingga mudah dimodifikasi dan diproduksi secara massal.

Kuliner Lama, Jiwa Baru

Dunia makanan tidak pernah benar-benar meninggalkan masa lalu. Justru, masa lalu menjadi fondasi dari tren masa kini. Dari croffle hingga es kopi susu, dari jamu hingga martabak manis, semuanya membuktikan bahwa kekuatan tradisi sangat besar dalam menentukan arah inovasi kuliner.

Yang membuat makanan kembali “hits” bukan semata-mata karena baru, tetapi karena berhasil membangkitkan kenangan, dikemas secara menarik, dan dipadukan dengan elemen modern. Ini menjadi pelajaran bahwa dalam dunia kuliner, kreativitas bukan berarti selalu menciptakan hal baru dari nol. Terkadang, cukup menghidupkan kembali sesuatu yang telah lama ada dengan pendekatan yang berbeda.

Karena sesungguhnya, makanan adalah jembatan antara masa lalu dan masa depan, dan lidah kita adalah saksi sejarah yang tak pernah bohong.

admin

Back to top